Jumat, 06 Februari 2009

MENJADI PENYULUH PERTANIAN YANG PROFESIONAL

Jumat, 06 Februari 2009 |
Oleh: ABDUL SIDIK, SP

Pergeseran sistem pertanian Indonesia dari sistem pertanian tradisional ke sistem pertanian yang berorentasi pasar (Agribisnis) merupakan suatu tantangan yang sangat nyata yang dihadapi saat ini, petani kita harus mampu bersaing untuk memberikan produk pertanian yang lebih baik, sehat dan yang paling diminati pasar.
Kenapa negara-negara seperti Cina dengan produk-produknya yang hampir menguasai pelosok-pelosok dunia dia mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam menyediakan hasil-hasil pertanian yang lebih higinis. Dia tentu tidak bisa menciptakan hal tersebut di atas bila tidak ada faktor-faktor pendorong yang memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan hasil tersebut.
Peran penyuluh pertanian dalam memajukan pertanian di Indonesia tentunya tidak diragukan lagi, mereka memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan dan informasi para petani diseluruh pelosok negeri ini, jumlah penyuluh menurut menteri pertanian (2008) 24.000 tenaga penyuluh pertanian PNS dan sebanyak 16 ribu tenaga harian lepas hal ini tentunya belum dapat dikatakan ideal jika dibandingkan dengan jumlah desa yang ada di Indonesia sekitar 70.000 buah. Karena, yang ideal untuk tenaga penyuluh pertanian tersebut satu desa satu orang, hal ini tentunya menjadikan suatu tantangan berat bagi negara kita dalam memajukan pertanian Indonesia.
Sebelum kita melanjutkan pada pembahasan berikutnya, kita harus mengetahui dulu apa sebenarnya definisi dari penyuluh pertanian tersebut? Menurut Suriatna (1973) menyatakan bahwa penyuluhan pertanian adalah suatu pendekatan non formal untuk para petani dan keluarganya, untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri dan masyarakat. Sedangkan menurut SKB Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri (1996) : PNS yang diberi tugas melakukan kegiatan penyuluhan pertanian secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian.
Berdasarkan definisi tersebut tentunya kita berharap keberadaan penyuluh pertanian menjadi ujung tombak dalam peningkatan kesejahteraan para petani. Namun bagaimana mau meningkatkan kesejahteraan para petani, kalau para penyuluhnya saja tidak sejahtera dan kurang profesional? Bukan berarti penyuluh pertanian yang sekarang ada di seluruh pelosok negeri tidak sejahtera dan tidak profesional, akan tetapi mengenai hal ini menjadi pertanyaan besar bagi saya, namun pertanyaan kembali muncul apakah untuk memajukan kesejahteraan petani petugasnya dulu harus sejahtera dan profesional? Untuk itu diperlukan salah satu kajian dan evaluasi yang lebih transparan mengenai eksistensi penyuluh pertanian diseluruh Indonesia sehingga tercipta petugas-petugas yang memiliki kinerja yang lebih profesional.
Bagaimana menciptakan penyuluh yang profesional tersebut? Tentunya tidak mudah dijawab karena hal ini diperlukan suatu perumusan-perumusan terlebih dahulu sesuai dengan identifikasi masalah dari masing-masing daerah, karena kemungkinan setiap daerah mempunyai permasalahan yang berbeda-beda. Namun kita akan membahas pada kesempatan ini secara umum saja yaitu, bagaimana menciptakan penyuluh pertanian yang profesional untuk meningkatan kesejahteraan para petani di pedesaan yaitu jadilah penyuluh pertanian sebagai pendidik, manajer, pemimpin, inovator, dan motivator atau saya lebih senang menyebutnya dengan EMLIM (Education, manager, leader, inovator and motivator).
Pertama, Penyuluh pertanian sebagai pendidik adalah jelas mereka harus mampu meningkatkan pengetahuan-pengetahuan dan wawasan para petani sehingga mereka bisa mendapatkan informasi-informasi yang up to date mengenai perkembangan dan teknik-teknik pertanian. Disinilah seorang petugas penyuluh pertanian harus bisa responsif terhadap perkembangan arus teknologi, sekarang banyak sekali teknologi seperti internet yang menyediakan berbagai jutaan bahkan milyaran informasi yang bisa bermanfaat bagi para peningkatan kesejahteraan para petani. Pertanyaannya apakah para petugas penyuluh pertanian yang sekarang ada sudah melek teknologi atau belum?
Kedua, selain menjadi pengajar seorang penyuluh pertanian juga harus dapat menjadi seorang manajer artinya mereka harus bisa merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan penyuluhannya dengan baik, sehingga petugas penyuluh pertanian mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau dikenal dengan (SWOT) pada suatu wilayah kerjanya dan setelah bisa diidentifikasi atau dianalisis maka diperlukan suatu penyusunan manajemen strategi yang dapat dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: diagnosa, perencanaan, dan penyusunan dokumen rencana. Tahap diagnosa, dimulai dengan pengumpulan berbagai informasi perencanaan sebagai bahan kajian. Kajian lingkungan internal bertujuan untuk memahami kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dalam pengelolaan petani, kelompok tani atau gabungan kelompok tani, sedangkan kajian lingkungan eksternal bertujuan untuk mengungkapakan peluang (opportunities) dan tantangan (threats). Kemudian Tahap perencanaan yang dimulai dengan menetapkan visi dan misi. Visi adalah gambaran tentang keadaan yang diinginkan dimasa depan, artinya petugas penyuluh pertanian harus mampu merumuskan apa yang diinginkan oleh para petani yang dibinaannya. Sedangkan misi ditetapkan dengan mempertimbangkan rumusan penugasan (yang merupakan tuntutan tugas dari luar dan keinginan dari dalam) yang berkaitan dengan visi masa depan dan situasi yang dihadapi saat ini. Strategi pengembangan dirumuskan berdasarkan misi yang diemban dan dalam rangka menghadapi isu utama (isu stragteis). Urutan strategis pengembangan harus disusun dengan isu-isu utama dalam rumusan strategi pengembangan dapat dibedakan menurut kelompok strategi, dengan rincian dapat terdiri atas tiga tingkat, seperti kelompok strategi, sub kelompok dan rincian strategi. Tahap penyusunan rencana strategi. Rumusannya tidak perlu terlalu tebal, supaya mudah dipahami dan dapat dilaksanakan secara luwes. Perumusan rencana strategi dapat dilakukan sejak saat pengkajian telah menghasilkan temuan, penyelesaian akhir perlu menununggu hingga semua keputusan atau rumusan telah ditetapkan.
Ketiga, Ari Ginanjar Agustian (2003) penemu model ESQ mengatakan “Jadilah pemimpin karena pengaruh anda, bukan karena hak anda” menurutnya pemimpin adalah pengaruh, dalam hal ini penyuluh pertanian merupakan pemimpin yang akan memberikan pengaruh terhadap keberadaan para petani, maka perlu disadari bahwa setiap kata yang terucap, setiap langkah yang dibuat, akan menimbulkan suatu pengaruh kepada orang lain yang ada disekitar anda. Anda sekiranya sekarang dapat menyadari bahwa segala perbuatan dan tingkah laku yang anda buat akan menciptakan diri anda menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin bagaimanapun tipikal dan gaya memimpinnya, semua sangat tergantung dengan prinsip yang dianut. Sebaliknya lingkungan akan bisa membuat anda menjadi seorang pengikut, disadari atau tanpa disadari, dan biasanya orang memiliki prinsip yang teguh akan menjadi seorang pemimpin besar, melalui pengaruhnya yang kuat.
Keempat, dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, petugas penyuluh pertanian harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan petani, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh petani binaannya, dan mengembangkan model-model teknologi serta gagasan yang selalu inovatif. Hal ini akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, inegratif, rasional, dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel. Sehingga dia mampu mencari, menemukan dan melaksanakan berbagai pembaharuan di wilayah petani binaannya.
Kelima, sebagai motivator, petugas penyuluh pertanian harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para petani dalam melakukan berbagai tantangan yang dihadapinya misalnya bila hasil panen kurang menguntungkan atau lain sebagainya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar.
Semoga dengan uraian di atas kita dapat mengambil pelajaran dan hikmahnya namun saran penulis bagi semua pihak terutama pada para penyuluh yang penulis banggakan yaitu mulailah dengan tujuan yang jelas, artinya penyuluh pertanian harus memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya bahwa petani akan menanam suatu komoditi dengan tujuan pasar, harga, dan penanganan pasca panen yang lebih jelas, sudah ada. Petugas penyuluh petani sekarang harus belajar bagaimana komoditi yang ditanam petani memiliki peluang pasar yang sangat luas dan jelas terarah, pasti untuk itu carikan pasar dulu sebelum memberikan penyuluhan tentang komoditi tersebut, jangan hanya memberikan pengetahuan tentang teknik-teknik budidayanya saja. Setelah memiliki tujuan yang jelas kemudian bangun suatu sistem antar petani sehingga mereka bisa merasakan bagaimana pentingnya kerjasama, bangunlah komunikasi antar anggota sehingga mereka bisa saling percaya dan akhirnya tercipta suatu komitmen yang lebih kuat antar petani dengan petani, petani dengan petugas penyuluh pertanian. Semoga para petani di negara kita semakin sejahtera, khususnya para petani yang ada di Kabupaten Cianjur, kita wujudkan Cianjur yang lebih Cerdas, sehat, sejahtera dan berakhlakul karimah. Amin


Related Posts



1 komentar:

Saung Tani mengatakan...

Menjadi penyuluh pertanian yang profesional tidaklah mudah, ini memerlukan kerja keras dan konsistensi untuk senantiasa belajar dan mengembangkan kemampuan, kompetensi dan kinerja.
Salam sukses.

Ruang Silaturahmi


Ada Peluang Agribisnis KLIK disini

Follower Blog ini

Entri Populer

 

Info Lainnya

Recent Posts

Info Kegiatan Petugas